"Bukankah telah
datang suatu masa atas manusia, yang ketika itu dia merupakan sesuatu yang
tidak bisa disebut" QS Al-Insan :1.
aku memang bukan seorang yang ahli
agama. tapi bukan berarti aku tidak peduli pada agamaku. terutama
perkembangannya. mungkin memang sudah takdirnya kita dilahirkan untuk menjadi
manusia akhir zaman. tapi bukan berarti kita hanya berdiam diri dan menerima
semua pertanda (baik atau buruk) itu merajalela di hidup kita bukan ???
Ketika kake nenek kita, eyang buyut
kita, masih berada di zaman nubuwah (zaman kenabian) Ketika beliau
(Rasulullah SAW) menyampaikan pesan-pesan akhir zaman kepada pada sahabat,
barangkali tidak terbayang seperti apa yang akan terjadi pada kepemimpinan
manusia sepeninggal beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Para sahabat yang
berada di sekeliling beliau adalah manusia-manusia langit yang diakui kejujuran
dan ketulusannya dalam mengemban amanah agama. Allah Azza wa Jalla telah memuji
mereka di dalam kitab-Nya, juga meridhai mereka dan memerintahkan kaum muslimin
sepeninggalnya untuk mendoakan mereka dan memohonkan ampunan untuk mereka.
Dalam kondisi seperti itu, temyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
telah menubuwatkan akan berlangsungnya suatu zaman yang amat sangat kontras
dengan apa yang disaksikan oleh para sahabat; para pemimpinnya adalah
manusia-manusia jahat, bahkan lebih jahat dari kaum Majusi. Hingga datangnya
era khulafaur rasyidin, apa yang beliau nubuwatkan juga masih belum terbayang.
Namun, nubuwat itu terus berlanjut dan diriwayatkan secara turun-temurun.
Hingga akhirnya kita sebagai manusia akhir zaman- mendengar nubuwat menyaksikan
kebenaran nubuwat tersebut. Dan kitapun menyimpulkan, boleh jadi inilah zaman
yang telah dinubuwatkan, zaman yang para penguasanya berkata bukan berdasar
landasan ilmu dan berbuat bukan berdasar landasan ilmu. Inilah zaman yang
diingatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.Barangsiapa menjadi
penasehat mereka, pembantu mereka, dan pendukung mereka, berarti ia telah
binasa dan membinasakan orang lain. Hendaklah kalian bergaul dengan mereka
secarafisik, namunjanganlah perbuatan kalian mengikuti kelakuan mereka.
Persaksikan siapa yang berbuat baik diantara mereka sebagai orang yang berbuat
baik, dan orang yang berbuat buruk di antara mereka sebagai orang yang berbuat
buruk.
Ya, betapa gambaran itu sedemikian nyata di hadapan kita. Lihatlah
kebijakan dan putusan yang ditetapkan oleh kebanyakan mereka, hampir semuanya
berkata bukan berdasar landasan ilmu dan berbuat bukan berdasar landasan ilmu.
sudahlah, aku gamau berbicara panjang lebar ... ingat ga waktu
peristiwa Isra' Mi'raj ? Rasulullah saw diperlihatkan kepada pemandangan
penduduk neraka. Diantaranya, ada orang yang lidahnya setiap saat semakin
panjang, hingga berlilit-lilit dan diinjak-injak orang di jalan.
Lantaran merasa kesakitan, orang itu
lalu menggunting lidahnya. Akan tetapi lidahnya kembali menjadi panjang, lalu
diguntingnya kembali. Begitulah keadaannya seterusnya.
Ada lagi seseorang yang membawa bara
neraka di sebuah piring. Lalu bara itu dimakannya, langsung tembus dari mulut
hingga ke anusnya. Orang itu melolong sangat kesakitan, namun bara itu kembali
dimakannya, dan tembus lagi sampai ke anusnya, dia melolong kembali. Begitulah
seterusnya.
Ada pula orang yang perutnya sebesar
kamar, setiap akan berdiri, orang itu langsung terbanting jatuh. Dicobanya lagi
berdiri, namun ia jatuh lagi. Begitulah seterusnya.
Ada juga pemandangan perempuan lacur,
orang yang saling pukul kepala dengan martil dan sebagainya.
Rassulullah saw bertanya kepadaa
Malaikat Jibril yang menemani beliau saw:
"Apa dosa-dosa orang itu wahai Jibril," tanya Rasulullah saw.
Malaikat Jibrilpun menjelaskan, bahwa
orang yang memotong-motong lidahnya itu, adalah diakibatkan dosanya yang sering
bergunjing, membicarakan keburukan saudaranya.
Adapun orang yang memakan bara api
neraka itu disebabkan, karena waktu di dunia ia suka memakan harta anak yatim
dengan cara tidak benar. Sedangkan orang yang perutnya sebesar kamar itu
disebabkan dosanya yang suka memakan riba, bunga uang.
Lalu malaikat Jibril bercerita tentang
api neraka. Bahwa Allah swt, telah menyalakan api neraka itu selama 1.000
tahun, sehingga apinya menjadi merah padam bernyala-nyala.
Lalu dipanaskan lagi 1.000 tahun,
lantaran suhu panasnya, api itu berubah warna menjadi putih. Lalu Allah swt
memanaskannya selama 1.000 tahun lagi, hingga apinya berubah menjadi hitam
pekat dan gelap.
"Jika ada manusia yang dilemparkan
ke dalamnya, maka sekejap saja langsung akan musnah," ujar Jibril.
Kemudian malaikat Jibril pun menangis.
"Mengapa engkau menangis Ya Jibril," tanya Rasulullah saw. "Aku
takut kepada jiwaku," ucap Jibril.
"Bukankah engkau adalah malaikat,
yang tidak mungkin berbuat maksiat kepada Allah swt," kata Nabi saw.
"Benar, akan tetapi takdir
Allah bisa berlaku atas siapa saja. Bukankankah Iblis itu asalnya adalah
penduduk Surga, lalu berlaku takdir Allah swt atasnya. Hingga Iblis menjadi
penghuni Neraka," urai Jibril.
tetapi takdir Allah bisa berlaku atas
siapa saja. Bukankankah Iblis itu asalnya adalah penduduk Surga, lalu berlaku
takdir Allah swt atasnya. Hingga Iblis menjadi penghuni Neraka
Ya Allah, kami berlindung pada-Mu dari
api neraka dan segala apa yang mendekatkan kami kepadanya, baik niyat,
perkataan, perbuatan maupun tekad-tekad kami. Aamiin :)
Komentar
Posting Komentar